gravatar

Cacing Nakal di Perut Kita

SOBAT, coba deh periksa kuku, gigi, kaki, dan baju kalian. Kotor nggak? Kalau bersih, syukur banget. Tapi, kalau kotor, hati-hati aja. Soalnya, kotoran yang menempel di tubuh kita sangat digemari cacing. Kalian gak mau cacingan kan? Penyakit cacingan itu paling suka menghampiri anak-anak yang tidak memelihara kebersihan.

Kalau kalian mau tahu, ada beberapa jenis cacing yang sering ditemukan di tubuh manusia, yakni cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostimatidal), cacing kremi (Oxyuris vermicularis) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura).

Cacing-cacing tersebut bertelur di dalam usus manusia. Seekor cacing gelang betina, misalnya, dapat bertelur sampai 200.000 butir sehari. Sobat-sobat jangan heran, setelah bertelur segitu banyaknya, dalam perut cacing itu masih tersisa persediaan sekitar 26 juta butir telur. Padahal, cacing gelang yang panjangnya rata-rata 20-30 cm ini hanya berusia setahun. Perkembangbiakannya cepat sekali, kan?

Cacing gelang tidak mengisap darah. Namun, ia bisa seenaknya saja menyerobot gizi makanan yang ada di perut manusia. Celakanya, dalam tubuh manusia, larva maupun cacing dewasanya bisa berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Misalnya, dari usus halus ke paru-paru atau hati. Akibatnya, penderita cacingan akan mengidap batuk-batuk, radang usus, atau luka pada hati.

Cacing lain yang tak kalah nakalnya adalah cacing tambang. Ia dapat menyusup melalui pori-pori kulit, dan telurnya menetas dalam tiga hari. Cacing ini ganas karena bisa menggerogoti hati dan mengisap darah.

Jenis lainnya yang senang menghuni usus halus manusia adalah cacing kremi. Cacing berukuran 2-13 mm ini biasanya bertelur di sekitar dubur penderita pada malam hari, sehingga mengganggu tidur. Dalam waktu enam jam, cacing tersebut mampu bertelur sebanyak 11.000-15.000 butir.

Lain halnya dengan cacing cambuk, yang senang bermukim di usus besar manusia. Perkembangbiakannya makan waktu 2-3 minggu. Cara penularannya bisa melalui telur atau larva cacing yang masuk lewat mulut atau luka di kulit.

Mencegah penyakit cacingan bukan hal sulit. Kuncinya adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Menjaga kebersihan diri, misalnya mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alas kaki ke mana pun pergi, menghindari lalat, juga mencuci buah-buahan dan sayuran hingga bersih. Kulit, gigi, kuku, dan baju kotor adalah tempat yang paling disukai pasukan cacing. Kalau pencegahan sudah dilakukan, namun cacing sudah telanjur bermukim dalam tubuh, tak ada cara lain kecuali berobat ke dokter.

Siapa yang mau cacingan? Ih...amit-amit, deh. (els)***